Jika Anda mengalami mogok di jalan secara tiba-tiba, tidak ada
salahnya mengecek timing belt. Boleh jadi penyebab mogoknya mobil akibat
timing belt yang putus. Menyebalkan memang! Tapi, agak kejadian timing
belt putus tidak terulang sebaiknya mengecek peranti yang satu ini
karena bisa merembet ke komponen lain.
Baca juga : Cara membersihkan Karburator Kendaraan yang Benar
Menurut "Sun Motor" putusnya timing belt, menyebabkan kerusakan pada klep/ katup (bengkok atau patah) akibat tertabrak piston. Perbaikannya mesin harus di-overhaul. Sebagian besar kerusakan pada timing belt dipengaruhi oleh faktor usia atau terjadinya kesalahan saat pemasangan. Pemasangan yang terlalu keras atau kendor akan mempengaruhi daya tahan timing belt saat menjalankan tugasnya.
Sun Motor menyarankan, sebelum putusnya timing belt terjadi, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yakni:
Pertama, perhatikan masa pakai timing belt dan mengganti secara berkala sesuai yang direkomendasikan pabrikan. Untuk mobil berbahan bakar bensin, penggantian bisa dilakukan setiap 40.000 sampai 60.000 km.
Sementara untuk diesel, biasanya bisa dilakukan setiap 100.000 km. Bila mobil sering mengalami kemacetan dan membawa beban berat, sebaiknya waktu penggantian dilakukan lebih cepat dari angka-angka km yang disebutkan di atas.
Kedua, memeriksa ada tidaknya kebocoran oli mesin pada seal oli yang terdapat di crankshaft atau camshaft. Sebab, bila oli bocor dan mengenai timing belt, maka akan mempercepat getasnya komponen ini sehingga mudah putus lebih cepat.
Dan yang terakhir adalah cobalah menggunakan kendaraan anda dengan Mulus dan tidak terlalu kasar, ini yang terpenting karena setiap barang di dunia tidak akan rusak jika cara penggunaan-nya teratur dan Sehat.
Baca juga : Cara membersihkan Karburator Kendaraan yang Benar
Menurut "Sun Motor" putusnya timing belt, menyebabkan kerusakan pada klep/ katup (bengkok atau patah) akibat tertabrak piston. Perbaikannya mesin harus di-overhaul. Sebagian besar kerusakan pada timing belt dipengaruhi oleh faktor usia atau terjadinya kesalahan saat pemasangan. Pemasangan yang terlalu keras atau kendor akan mempengaruhi daya tahan timing belt saat menjalankan tugasnya.
Sun Motor menyarankan, sebelum putusnya timing belt terjadi, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yakni:
Pertama, perhatikan masa pakai timing belt dan mengganti secara berkala sesuai yang direkomendasikan pabrikan. Untuk mobil berbahan bakar bensin, penggantian bisa dilakukan setiap 40.000 sampai 60.000 km.
Sementara untuk diesel, biasanya bisa dilakukan setiap 100.000 km. Bila mobil sering mengalami kemacetan dan membawa beban berat, sebaiknya waktu penggantian dilakukan lebih cepat dari angka-angka km yang disebutkan di atas.
Kedua, memeriksa ada tidaknya kebocoran oli mesin pada seal oli yang terdapat di crankshaft atau camshaft. Sebab, bila oli bocor dan mengenai timing belt, maka akan mempercepat getasnya komponen ini sehingga mudah putus lebih cepat.
Dan yang terakhir adalah cobalah menggunakan kendaraan anda dengan Mulus dan tidak terlalu kasar, ini yang terpenting karena setiap barang di dunia tidak akan rusak jika cara penggunaan-nya teratur dan Sehat.
0 Response to "Cara Untuk Mencegah Timing Belt putus"
Posting Komentar
Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau titip link, akan dimasukan ke folder SPAM.
Untuk pertanyaan di luar topik artikel silahkan kik OOT (apabila dipertanyakan di sini, mohon maaf apabila tidak dibalas).